Kemarau panjang yang
melanda sejak tiga bulan terakhir menyebabakan puluhan hektar padi di
Pinrang, Sulawesi Selatan mengalami puso.
Kekurangan pasokan air
sejak tanam menyebakan padi tumbuh kerdil dan tingginya hanya lebih
dari satu jengkal. Meski sempat berbuah namun tanaman padi layu karena
kekeringan. Para petani yang frustasi ini hanya pasrah lantaran tak ada
sumber air di sekitar lokasi untuk menyelamatkan padi mereka dari
bencana kekeringan.
Sawah yang kekeringan |
Padi yang tumbuh kerdil dan tampak
kehitam-hitaman seperti telah terbakar ini tingginya hanya satu jengkal
lebih. Hamparan lahan yang kering tampak hitam seperti telah terbakar.
Kemarau panjang sejak hampir tiga bulan terakhir membuat petani
kesulitan menyelamatkan padi mereka dari bencana kekeringan.
Berbagai
upaya telah dilakukan petani seperti menyedot air dari dasar selokan
dan membuat sumur di lahan mereka agar tanaman padi bisa selamat dari
bencana kekeringan. Sayangnya upaya ini tak banyak membuahkan hasil,
lantaran debit air tak cukup untuk mengairi areal lahan yang luas.
Samiang,
seorang petani di desa Pajalele Pinrang mengaku seperti prihatin saat
menyaksikan padinya yang belum sempat dipanen, kini kering alias puso.
Samiang hanya pasrah menyaksikan sekitar satu hektar lahannya
kekeringan.
Petani transmigran asal jawa ini telah melakukan
berbagai upaya menyelamatkan padinya seperti menyedot air dari dasar
selokan. Namun, air selokan keburu habis sementara lahannya tak kunjung
mendapat suplai air secara merata.
“Tak mungkin bisa diselamatkan pagi. Padinya berbuah tapi kering sebelum berisi.” ujarnya pekan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar