Selama 10 tahun terakhir,
jutaan petani Indonesia "dipaksa: meninggalkan lahan pertanian karena
minimnya perhatian dari pemerintah.
Para petani sedang melakukan kirab setelah panen |
"Sebanyak 5,07 juta petani
meninggalkan lahan pertanian selama tahun 2003 hingga 2013 dari jumlah
total 31 juta petani menjadi 26 juta petani yang sekarang,"
kata Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera Tejo Wahyu
Jatmiko di Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Data Badan Pangan Dunia
menyebutkan, keluarga petani merupakan penghasil pangan dunia. Dari 570
juta hektar lahan pertanian, 500 juta dimiliki oleh keluarga petani
dengan menghasilkan lebih dari 57 persen produksi pangan di dunia.
Ia
mengatakan, keluarga produsen skala kecil memiliki peran yang
signifikan dalam mengentaskan kemiskinan dan kelaparan dan juga tulang
punggung kedaulatan pangan serta pengelolaan alam secara berkelanjutan.
"Kedaulatan
pangan basisnya penghasil pangan skala kecil petani dan nelayan dan ini
sejalan dengan Badan Pangan Dunia yang menyatakan bahwa Indonesia harus
memperhatikan khusus petani keluarga atau kecil karena mereka
menyumbangkan lebih dari 50 persen pangan dunia," katanya.
Dia
menyebutkan, pangan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi.
Oleh karena itu pemerintah harus mengedepankan kesejahteraan keluarga
produsen pangan skala kecil sehingga cita-cita kedaulatan pangan
tercapai.
"Negara harus menghormati keinginan atau pilihan
petani, melindungi petani dan juga harus memenuhi apa yang menjadi
kebutuhan petani dan ini sangat penting," katanya.
Selain itu ia
berharap pemerintah Jokowi-JK dapat mengubah pola pemberian subsidi
petani berupa pupuk dan bibit langsung kepada petani atau penghasil
pangan.
"Selama ini subsidi diberikan ke industri, baru kemudian
di jual ke petani dengan harga murah. Sedangkan bicara mengenai
kedaulatan pangan seharusnya subsidi langsung diberikan kepada petani
atau nelayan agar bisa membangun kedaulatan dan kemandiriannya," ucap
dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar